SANG JAWARA

Pages

Jumat, 17 Februari 2012

Hatiku Ingin Menjerit Lagi, Bolehkan?

suasana alam desaku yang hijau memang sangat menyenangkan, didukung dengan suka cita keluarga menyongsong musim panen yang akan tiba beberapa pekan lagi.
tapi hati ini terluka lagi, ingin berteriak dan menangis lagi. kabar-kabar oleh embah saya dihari pertama kedatangan saya, ya masih tentang seputar kenakalan adik saya, sudah tidak bisa dikontrol lagi, tak pernah membantu ibu dirumah, tak pernah membantu embah juga, tiap hari pulang sore terus, nilai-nilainya sangat memprihatinkan, dan lebih parah lagi semua saudara sudah enggan memberikannya nasehat kepada adikku.
aku juga bingung bagaimana mengatasinya, hanya akulah yang bisa membuatnya takut akan nasehat dan mematuhinya, tapi sekarang aku harus pergi ke tanah rantauanku, ibuku sendiri sudah tidak mampu mengatasi adikku dan hanya bisa pasrah dan berdoa untuk adikku ini.
Baru saja ibuku duduk bersamaku yang dari tadi sedang asik on line, beliau masih berbicara dengan topik sama seperti embahku, kenakalan adikku. sekarang adikku tidak hanya berani mencuri uang dan jajanan yang di jual di warung kecil ibuku, dia sudah berani mencuri beras dan menjualnya di warung-warung lain, dia juga sudah sering mencuri rokok dagangan ibuku juga. aku cuma gag bisa bayangin gimana perasaan ibuku?? Tuhan ampuni aku yang tidak bisa mendidik adik hamba ini. Aku mesti gimana Tuhan?? Saat ini aku bisa menasehatinya dan mengajarinya belajar selama liburan semesterku ini, tapi itu tidak menjamin bagaimana kelakuannya nanti saat aku kembali ke tanah rantauan. Aku bingung. 
Uang hasil jerih payah ibu selalu disimpannya dan ditabung demi masa depan aku dan adikku, yah aku tahu beliau selalu menyisihkan beberapa lembar ratusan untuk jatah bulananku di rantau, tapi sekalipun aku tidak pernah meminta kiriman atau apapun darinya, aku fikir jatah uang bulanan dari beasiswaku masih bisa untuk keperluanku sehari-hari, walau ala kadarnya. aku mau meminta uang jatah bulananku yang ibu sisihkan itu untuk membeli dagangan warung saja ya bu, isi lagi dagangannya bu, terus juga belikan adik sepatu baru. Aku juga janji bakal lebih prihatin lagi di rantau. Tapi lagi-lagi aku kepikiran sama adikku. Tuhan bantu aku dan ibuku Tuhan...TT
separador

0 komentar:

Posting Komentar

Blog Archive

Followers